Multicursor - Working In Background Pesta Sekura Khas Lampung Barat - Mesya's blog

Search

Selasa, 26 Desember 2017

Pesta Sekura Khas Lampung Barat

Sekura berarti penutup wajah atau topeng. Pesta sekura adalah sebuah pesta rakyat yang seluruh pesertanya menutup wajah. Tradisi sekura lahir sekitar abad ke-9 Masehi. Tradisi yang masih hidup hingga saat ini Sekura merupakan bagian sejarah masuknya ajaran dan agama Islam di Lampung khususnya Lampung Barat.
Saat terjadi perang antara penganut animisme pimpinan Ratu Sekerumong melawan penganut Islam pimpinan Maulana Penggalang Paksi Bersama empat putranya, Maulana Nyerupa, Maulana Lapah Liwai, Maulana Pernong, dan Maulana Belunguh. Mereka menggunakan sekura atau topeng untuk menutup wajah mereka karena mereka akan berperang melawan kerabat mereka sendiri.
Pesta ini berlangsung dari 1 sampai 7 Syawal setiap tahunnya. Sebuah bentuk perayaan kemenangan setelah menahan hawa nafsu selama bulan Ramadhan.Pesta sekura dilaksanakan dalam satu rangkaian selama beberapa hari di setiap tahunnya. Hal itu dilakukan agar masing-masing desa bisa menggelar sehingga silaturahim antardesa bisa merata.
Sekura dibagi menjadi dua jenis, yang pertama sekura kecah yang artinya sekura bersih biasanya mengenakan kostum yang bersih dan rapi. Sekura kecah khusus diperankan oleh menghanai (laki-laki yang belum beristri). Sekura ini berfungsi sebagai pemeriah dan peramai peserta. Mereka berkeliling pekon (dusun) untuk melihat-lihat dan berjumpa dengan gadis pujaan. Selain itu, sekura ini juga berfungsi sebagai pengawal sanak saudara yang menyaksikan atraksi topeng. Mereka membawa senjata pusaka-kini simbolis saja, sebagai simbol menjaga gadis atau muli bathin (anak pangeran) yang menyaksikan pesta topeng agar terhindar dari sekura kamak yang jahat. Mereka juga menunjukkan kemewahan dan kekayaan materi yang dapat terlihat dari selendang yang dikenakannya. Secara simbolis banyaknya selendang mengartikan sekura itu adalah meghanai yang baik.
Sedangkan, sekura kedua disebut sekura kamak yang artinya sekura kotor atau sekura jahat. Busana yang dikenakan tidak hanya pakaian sehari-hari yang digunakan dalam menggarap kebun, tetapi dapat juga dari segala jenis tumbuhan yang diikatkan di tubuh. Sekura kamak tidak hanya digunakan oleh meghanai, tetapi bisa juga dibawakan oleh pria yang sudah beristri. Mereka berfungsi sebagai penghibur dalam sekuraan. Sekuraan ini berkeliling kampung untuk kemudian singgah ke rumah-rumah penduduk. Masyarakat yang dikunjungi wajib menyediakan makanan dan minuman yang diperuntukkan sekura yang datang ke rumahnya. Dalam pesta sekuraan ini, kadang ditampilkan atraksi pencak silat (silek), nyambai ( menyanyikan bait-bait pantun yang diiringi dengan tetabuhan terbangan (rebana) satu. Pantun ini biasanya ditujukan pada muli (gadis).
Saat ini pesta sekura tidak hanya diadakan pada 1 sampai 7 syawal (pasca lebaran idul fitri) tetapi juga diadakan saat ada acara-acara besar seperti pada perayaan HUT RI 17 Agustus, Festival Sekala Brak.

1 komentar: